Taiyou Ga Yondeiru © 2008
SHIBANO YukaAll right reserved Original Japanese edition published in 2008
By Shogakukan Inc., Tokyo
Indonesian Translation rights in Indonesia arranged with Shogakukan Inc.
Throught The Kasima Agency for Japan Foreign-Right Centre
My Summer LoveAlih Bahasa : Rima Nurul Lathifah
Penyunting : Mustika Arum
Artistik : Lilia Wati
Hak cipta terkjemahan Indonesia (2008) PT GRAMEDIA
Hak Cipta Dilindungi Undang-undang, diterbitkan pertama kali tahun 2009
Oleh PT GRAMEDIA
Dikomik ini terdapat 5 cerita, yang terdiri dari :
1. My Summer Love (Taiyou ga Yonde Iru!)Rino benci sekali baseball karena mengingatkannya pada kenangan sedih tentang sang kakak, sehingga Hibiya muncul dan memberinya harapan baruPulang sekolah seperti biasa dengan teriknya matahari... siiiiiing... Dua orang siswi sedang bercakap sambil melangkahkan kaki meninggalkan kelas menuju gerbang sekolah.“Klub baseball tahun ini kayaknya kuat, deh”
“Oh, ya?” Rino memberi respon.cc
“Semoga mereka berhasil ke Koshien ”
“Huh, aku nggak perduli”, rino berkata ketus sambil memungut bola baseball yang berguling didepan kakinya.
“Soalnya aku benci banget baseball. Norak!”, lanjut Rino sambil berapi diiringi melempar bola baseball ke arah belakang badannya. Tiba-tiba terdengar bunyi PRAAAANG... ada kaca yang pecah. Jangan-jangan karena lemparan bolaku tadi? Pikir Rino. Akhirnya Rino memutuskan mengajak temannya untuk kabur.
“Ayo kabur”, ajak Rino.
“Tunggu! Aku lihat loh.”, tiba-tiba terdengar suara seorang cowok dari arah belakang.
“Lalu?” Rino memalingkan muka masamnya.
“Kamu pikir aku akan diam saja?” jawab cowok itu lagi.
“Terserah” jawab Rino sambil lalu meninggalkan cowok itu...
”Kamu mau ganti rugi?” desak cowok itu sambil tetap mengikuti Rino yang berlalu dengan cepat.
“Bukan urusanmu, kan” sergah Rino yang bertambah jengkel dibuatnya.
“Siap bilang?!” kata sang cowok itu sambil menahan bahu Rino,”Kalau aku bilang ini urusanku, bagaimana?” lanjut cowok itu dengan tetap menahan bahu Rino sambil memperlihatkan senyum misteriusnya.
“Lepaskan aku!” teriak Rino mencoba melepaskan tangan cowok itu dari pundaknya
“Ayo ikut” kata cowok itu sambil tetap menahan pundak Rino. Mereka berjalan terus dengan meninggalkan sahabat Rino yang terperangah dengan kejadian ini.
“Aku Shinosuke Hibiya, kalau kamu?”
“Rino Murohoshi” jawab Rino dengan nada keras.
“Murohoshi... euhm....” Hibia berkata dengan mata yang menerawang seperti pernah mendengar nama Murohoshi. Akhirnya mereka sampai kesuatu tempat yang penuh dengan cowok. Yup, KLUB BASEBALL SMA ASAHIGAOKA.
“Woi!!! Berbahagialah semuanya!!! Akhirnya ada gadis yang mau menjadi manajer klub kita! Ini dia Rino Murohoshi!” teriak Hibiya kepada teman-teman klub baseballnya.
“Eh, tu...tunggu dulu...” teriak Rino, namun suaranya teredam kalah oleh suara teriakan gembira dari anggota klub baseball lainnya.
“Kami lagi sibuk lomba antar distrik. Mohon dibantu ya” kata Hibiya sambil menepuk pundak Rino dan berlalu dengan tenangnya.
“...apa?!...” Rino tidak bisa berkata apa-apa lagi. Terlebih anggota klub baseball lainnya sangat gembira mendengar berita yang menurut mereka adalah berita yang membahagiakan.
☼---☼
Miing...miing... Panasnya matahari siang ini seperti siang hari sebelumnya.
“Jadi, aku harus bagaimana?” tiba-tiba Rino mengagetkan Hibiya
“Wah! Kamu benar-benar datang!” jawab Hibiya sambil tersenyum penuh arti.
“Aku penasaran denga kemampuan kalian”
“Keren banget!” jawab Hibiya seperti seorang sales yang menjajakan dagangannya
“.......”
“Lakukan semampumu ya” Hibiya sambil membelakangi Rino
“Hah?”
“Penting sekali ada gadis dalam klub, loh” lanjut Hibiya tetap membelakangi Rino dan berlalu menuju lapangan untuk berlatih seperti biasa.
“Apa kalian yakin menyerahkan posisi Ace pada lelaki macam itu?” tanya Rino kepada salah seorang anggota klub
“Yah, lihat aja sendiri.” Jawabnya sambil tersenyum. Dan ternyata apa yang diaktakan anggota klub baseball itu bahwa permainan Hibiya sungguh menakjubkan. Ketika dia mengayunkan bola ke arah catcher sungguh seperti pemain profesional yang sedang berliga. Sampai-sampai aku terpaku menyaksikan permainannya. Aku masih tetap terpaku hingga suara Hibiya mengagetkanku.
“Lemparan si Jenius ini selalu sempurna!” teriak Hibiya
“Huh!” mendengar suara sombongnya itu aku jadi tersadar dengan tugasku untuk membersihkan bola-bola itu. Sreg sreg sreg bunyi lapku membersihkan bola.
☼---☼
Seiring waktu berlalu, hari-hari yang telah kulalui tak terasa. Aku jadi sudah terbiasa untuk membersihkan ruang klub, menata sepatu-sepatu mereka yang berserakan, menyediakan makanan kecil untuk mereka sebagai cemilan sehabis latihan dan mencucui pakaian dan menatanya di gantungan baju ruang klub. Hal ini membuat anggota klub baseball terpaku dan merasa tertolong sekali dengan apa yang aku lakukan. Ketika sedang terpaku memandang hasil kerjaku, datanglah Hibiya yang memandang ke arahku dengan pandangan yang misterius.
“Apa? Ada keluhan?” tanyaku. “Kamu nggak menyangka ya?” lanjutku untuk membela diri karena pandangannya itu.
“Mulai besok, pakai seragam” aku terkejut mendengarnya, “Kerjamu lumayan juga. Sayang,kamu nggak seksi” lanjut Hibiya yang membuatku merasa tertohok dengan kata-katanya yang terakhir. Baguslah. Tapi, apa itu juga cukup? Setidaknya kamu punya kemampuan. Bagaimana ini, kak?
☼---☼
Pip pip pip pip suara bunyi jam weker mengagetkanku. Itu bertanda aku harus segera bangun dari tidur dan bersiap-siap untuk pergi kesekolah. Kubuka jendela untuk mendapatkan udara segar yang menyegarkan. Eh, dijalan kulihat Hibiya sedang lari pagi. Sungguh pemandangan yang indah. Ditengah jalan Hibiya bertemu dengan seekor anjing, dan dia sangat terkejut sekali. Dia pun lari menjauh dengan kecepatan super. Ternyata Hibiya takut sekali dengan anjing. Ah, kubuka loker meja belajarku. Di dalamnya terdapt majalah mengenai baseball edisi spesial tahun 2004 dan bola baseball juga sebuah sertifikat AKADEMI KITAMI. Ini adalah bendaku yang paling berharga.
Akhirnya pertandingan antar distrik dimulai. Aku harus selalu mencatat skor pertandingan kami. Terkadang aku sampai merasa lelah dan mengantuk selain itu, aku harus mempersiapkan jimat untuk mereka dan memeriksa artikel-artikel tentang baseball kami dari majalah. Dan kemenangan pun kami dapatkan berkali-kali mengalahkan anggota tim baseball dari SMU yang lain. Hingga tak terasa tinggal dua pertandingan lagi menuju Koshien.
“Duh, capek. Langsung tidur ah” kata Hibiya sambil berlalu untuk pulang ke rumah
“Aku mau mencuci dulu” jawabku singkat. Tak terasa hari telah gelap ketika aku menyelesaikan tugasku. “Akhirnya....” aku terkapar kelelahan.... tiba-tiba mataku tertuju ke arah tumpukan kaset-kaset video kumpulan pertandingan baseball dari tahun ke tahun. Dan yang membuatku tertarik adalah kaset video pertandingan baseball SMA KITAMI 2004.
☼---☼
“SKOR SATU LAWAN NOL, SMA KITAMI DI BABAK SEMBILAN AKHIR. ACE, KYOHEI MUROHOSHI, KELAS DUA SATU” suara reporter pertandingan antar SMA se-Jepang, Koshien tahun 2004 terdengar semangat. Tiba-tiba terdengar bunyi pintu ruang klub berderit.
“Keren, kan! Hanya dia, pitcher yang bisa menyaingi aku” terdengar suara Hibiya dibelakangku “Namamu Murohoshi juga, kan? Dia..... kakakmu?” lanjut Hibiya...
“STRIKE OUT! PEMAIN PENENTU” suara reporter di video yang ku tonton terdengar lagi.
“Selain latihan di klub, dia jalan kaki sepuluh kilometer, push-up, sit-up dua ratus kali, pagi dan malam. Seperti orang bodoh saja. Tiap hari begitu. Benar-benar bodoh” dalam hati aku ingin menangis membayangkan kakakku yang terkena bola ketika sedang bertanding di Koshien hingga ia meninggal karena gegar otak.
“MASUK! SELAMAT TINGGAL HOME RUN. MUROHOSHI BERHASIL DIKALAHKAN” suara reporter sayup terdengar ditelingaku....
“Aku.......... ingin kesana sekali lagi” ucapku lirih...... Hibiya tertegun memandangku....
“Kalau begitu... sebagai gantinya aku akan mengabulkan impianmu itu. Disini ada pitcher jenius, kan? Aku akan membawamu ke koshien” ucap Hibiya mantap seraya menyerahkan kunci ruang klub kepadaku. Tiba-tiba terdengar bunyi anjing menyalak....Hibiya ketakutan dan bersembunyi dibawah meja.
“Payah, kok ngumpet?” ejekku senang melihat Hibiya ketakutan.
“Berisik! Aku takut anjing” teriak Hibiya kesal. Dia bilang dirinya pitcher jenius. Percaya diri seklai.....
☼---☼
“Apa?! Uang kas hilang?!”
“Iya”
“Aneh. Kemarin masih ada loh”
“......”
“Kemarin Rino-chan sendirian di sini kan?"
Apa? Mereka menuduhku yang mengambil uang kas klub? Yang benar saja. Ingin aku berteriak dengan keras.
“Hei...”
“Anu...bukan begitu....”
“Nggak mungkin... Iya kan?”
“I, Iya”
Tidak mungkin.... mereka masih saja membicarakan masalah itu dengan menyangkut pautkan diriku.... sebal....
“Tapi, Rino-chan memang penanggung jawabnya, kan?”
“Masak nggak ada?”
“Kita butuh uang itu”
“Bagaimana kalau kita cari bersama?”
Benci....... aku benci dengan suasana yang seperti ini...
“Lho?! Ada apa? Kok ribut-ribut?” tiba-tiba Hibiya muncul.
“Aaaah....”
“Uang kas klub hilang kemarin dan Rino-chan yang mengunci klub” jawab anggota klub menjelaskan kepada Hibiya apa yang sedang terjadi.
“Maafkan aku. Aku masuk klub ini mendadak. Dan malah menyusahkan kalian. Aku berhenti” akhirnya aku bisa mengucapkannya. Dan perkataanku membuat semua anggota klub terkejut ketika mendengarnya. Setelah mengucapkan kata pengunduran diriku aku berlari keluar ruang klub.
“Gawat”
“Aku nggak nuduh loh”
“Kalian semua.....selama satu bulan ini apa yang sudah kalian lihat” Hibiya berkata sambil melemparkan catatan rahasiaku kehadapan mereka. Catatan itu berisi semua mengenai klub basebal. Bagaimana caraku untuk membuat mereka tetap semangat walaupun latihan menjelang pertandingan sangat melelahkan dan semua hal yang selama ini aku lakukan. Aku terus berlari dan berlari.....
“Hei! Murohoshi! Maaf ya, jangan ngambek lagi donk” rayu Hibiya sambil mengejarku hingga dia menyentuh pundakku.
“Untuk apa minta maaf” sergahku sambil menepis tangannya dari pundakku “Ini memang kesempatan bagus untuk berhenti, kan. Dari awal, aku jadi manajer kalian bukan karena suka. Aku lega banget” ucapku ketus dan berlalri meninggalkan Hibiya yang terpaku mendengar ucapanku yang kasar. Aku tidak boleh menangis!
☼---☼
Sore ini sepulang sekolah aku dan temanku pergi jalan-jalan sepulang sekolah seperti yang kulakukan dahulu sebelum aku maktif di kegiatan klub baseball. Tiba-tiba aku mendengar percakapan sekumpulan teman yang satu sekolah denganku.
“Loh? Itu sekolahmu kan?”
“Hah?! Mana?”
“Lihat di TV!”
Mendengar percakapan mereka aku pun melihat televisi yang ada di jalan. Ternyata disana Hibiya sedang diwawancarai oleh seorang reporter yang cantik.
“Selamat, ya. Besok pertandingan final, kan?” ucap sang reporter.
“Iya” jawab Hibiya singkat. Namun jelas terlihat diwajahnya senyum kebahagiaan dan kemenangan.
“Apa ada yang ini kamu sampaikan?” tanya sang reporter cantik itu.
“Aku sudah janji...” ucap Hibiya
“Oh ya?”
“Ada seseorang yang sangat ingin ku bawa ke koshien” ucap Hibiya “....... Aah...bikin repot saja. Dengar, Murohoshi! Ini pertama kalinya aku main baseball untuk orang lain. Karena itu, kembalilah” teriak hibiya didepan kamera didukung oleh anggota klub yang lain.
“Euhm....Te...Terimakasih Hibiya” ucap reporter cantik itu dengan wajah yang pucat karena kenekatan yang dilakukan Hibiya.
“Dasar....dia suka semaunya sendiri” aku tersenyum melihat tingkah mereka. Terutama Hibiya. Selama ini...ada sesuatu yang membebani pundakku. Ada sesuatu yang terkunci rapat dalam hatiku. Aku masih ingat ketika Hibiya berjanji untuk membawaku ke koshien. Dia...melewati semua itu. Dia berikan mimpi padaku.....
☼---☼
Hari ini pertandingan yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. Koshien.....
Pertandingan kali ini Ashigaoka melawan Izakikou. Tanpa sadar kakiku melangkah dengan cepatnya.
“Rino-chan nggak datang, hiks..”
“Kita memang salah, sih”
“Apa boleh buat”
“Kalau Rino-chan nggak datang, Hibiya bakalbete nih”
“Ah! Berisik, bodoh” sergah Hibiya tersipu malu
Aku terpaku memandangnya. Dan ternyata Hibiya pun terpaku juga memandangku. Aku yakin dia pasti terkejut melihat kedatanganku ini.
“Ini jimat untuk kalin semua” ucapku sambil menyerahkan bungkusan tas kertas yang kubawa dari rumah sambil berlari.
“RINO-CHAAAAANNNN....” semua anggota klub tersenyum melihatku....
Aku dan Hibiya saling pandang sekali lagi...
“Hahahaha syukurlah! Klub kita memang butuh cewek, ya” ucap Hibiya sambil menepuk pundakku....
“Eh? Jimat untuk Hibiya tidak ada” tiba-tiba salah seorang anggota klub berteriak.
Hyuuuuuu..........
“Kamu bohong, kan!” teriak Hibiya sambil memegang krah baju teman klubnya.
“Benar, kok” ucap temannya..
“Tentu saja ada” jawabku singkat. Entah bagaimana aku mendapat kekuatan ini. Aku berlari menghampiri Hibiya dan aku mencium bibirnya. Semua anggota kklub terperangah melihat apa yang baru saja aku lakukan.
“.....kenapa?” tanyaku ketika kulihat Hibiya masih terpaku dalam diam
“Sekali lagi, dong” ucap Hibiya tiba-tiba yang membuatku jadi malu, marah dan jengkel. “Laki-laki harus menang!” teriakku sambil tersipu malu.
“Kalau aku kalah, bagaimana?” jawab Hibiya sambil memungut topinya yang terjatuh karena pukulanku tadi. “Hei” lanjutya
“?”
“Nantikanlah kemenanganku, Manajer” ucap Hibiya sambil memasangkan topinya ke kepalaku. Senyum pun mengembang di wajah kami dan anggota klub lainnya. Kini, masa depan yang terlihat di hadapanku begitu lurus dan terang benderang. Coba lihatlah!
“Oke!! Ayo berangkat!” ajak Hibiya sambil mengepalkan tangan ke udara dengan semanga. Dan tak lupa dia menggandengku untuk masuk ke dalam gedung Koshien. Sang mentari memanggil kami.
Nun jauh disebuah tempat ada seekor anjing yang sedang menggigit kertas yang ternyata sebuah amplop yang bertuliskan UANG KAS.
?!
2. The Flavour Of Orange (Kaze no Naka no Orange)Saat pingsan, Saki mencium aroma jeruk menyelimutinya. Dia yakin itu aroma wangi Pak Minagawa, pujaan hatinya. Tapi ternyata selama ini ada orang lain yang selalu memperhatikannya....Aku sedang jatuh cinta dan sekuat tenaga menggapainya.3. My Beauty Spot Boy (Uso to Kimi to Earring no Riyuu)Shiori hanya mau pacaran dengan cowok yang punya tahi lalat di telinga, seperti dirinya. Dia yakin tak mungkin ada orang seperti itu, sampau akhirnya Hiroto muncul di hadapannya.4. Star Light (Starlight Heights )Megu suka memandangi bintang, tapi itu susah dilakukannya di Tokyo, kota impiannya. Ternyata Tokyo tak seindah harapannya.... hingga Shin masuk dalam hidupnya.
5. Secret Admire (Namae no Nai Fan Letter)r
Selama ini Yume selalu mengrim surat penggemar untuk Hamada, pitcher pujaannya. Hamada adalah harapan dan kekuatan baginya, tapi suatu hari Yue harus membuat surat terakhir untuk Sang Pitcher....Credit to:My manga collection :P,
AnyManga.com,
Google.com