ぴちゃん かわいい Blog: The Letter (Thai Movie)
free counters

Menu Bar

The Letter (Thai Movie)

Minggu, 29 Agustus 2010

Suatu ketika waktu kumpul-kumpul bareng temen-temen kantor, si BOS tanya. "Eh, suka genre film yang kek gimana?" tanya si BOS ke arah kita-kita. "Yang romantis KHUN (panggilan hormat untuk orang Thai)" jawab kita-kita yang cewek hehehehe Kemudian si BOS bilang "Udah pernah liat pelem judulnya THE LETTER ga? Tapi bukan yang english vers. Tapi yang Thailand Vers. Yang maen Anne Thongprasom ama Attaporn Teemakorn?" lanjut si BOS. Jelas aja kita pada belon pernah nuntun tuh pelem. Apa lagi PiChan termasuk tipe yang selalu ketinggalan berita hahahha Akhirnya, si BOS kasih copy-an pelem ne ke ke lapie PiChan. Tapi sayang, ga ada teks bahasa Indonesia ato bahasa Inggris. Just Thai Language. WHAT?! Trus gimana dund?! Akhirnya, PiChan nuntun pelem ne sambil chattingan ma si BOS hahahaha sambil googling sana sini nyari refrensi. Habis waktu ke tempat persewaan pelem mbak mbak yang jaga bilang ne pelem lama. Jadi susah carinya (duh, mbak ne ga bantu sama sekali hukz =,=). Oke dah, berbekal sedikit pengetahuan bahasa Thai en susah cari refrensi (masak se, alay deh hahahaha) PiChan mo sedikit berbagi pengalaman neh. Let's check it out gan....

Title : THE LETTER
Known as : (Thai: เดอะเลตเตอร์ จดหมายรัก or Jod mai rak, literally "love letter"
Genre : Romantic, Drama
Directed : Pa-oon Chantarasiri
Status : Remake from Korea Movie of Pyeon ji, a 1997 South Korean film by director Lee Jeong-Kuk.
Year : 2004
Casts : Anne Thongprasom, Attaporn Teemakorn


Sebuah film drama romantis yang ternyata remake-an dari pelem Korea dengan judul Pyeon Ji mengisahkan tentang seorang Dew (Anne Thongprasom) seorang programer yang tinggal di bangkok. Film dibuka dengan adegan Dew menerima sepucuk surat di kotak suratnya. Yang memberitahukan dia harus pulang ke rumah neneknya yang berada di daerah Chiang mai.

lok liat gapura ini jadi inget waktu nuntun ngaben....



Saat itu neneknya sedang kritis. Dan ketika Dew sampai di Chiang Mai, sang nenek telah meninggal. Waktu lihat upacara kematian ini kok jadi inget kalo warga Bali ya? Upacaranya sama persis.

gapura diangkat menuju tempat pemakaman



Dew datang bersama sahabatnya yang bekerja satu perusahaan dengannya. Setelah upacara pemakaman, Dew dan sahabatnya, Ked tinggal beberapa saat di Chiang Mai. Pada malam setelah pemakaman mereka berbincang sambil membuka pintu (bener2 gag ngarti tuh mereka ngumung apa hahahaha) tiba2 terdengar bunyi TOKEK....mereka langsung ngibrit ketakutan masuk kamar, tanpa menutup pintu.

saat Dew dan temannya terkejut mendengar suara aneh yang ternyata suara TOKEK hahahaha (>o<)V



(Weh, kok gag takut ya pintu di buka ampe pagi? Lok di Indo jelas langsung ada tamu tak diundang tuh hehehehe). Dew menikmati saat-saat tinggal di desa. Sungguh desa yang bersih. Dan ketika mereka hendak membuat sarapan pagi, mereka terkejut karena tidak menemukan kompor. Yang mereka temukan adalah TUNGKU sodara-sodara hehehehe Karena tidak bisa menggunakannya, mereka akhirnya sarapan ke warung. Setelah itu mereka bersiap-siap untuk kembali ke Bangkok. Ketika berada di terminal, Dew tertarik dengan kaktus hias. Karena bis hendak berangkat, maka Dew lari dan bertabrakan dengan seseorang (yang kemudian diketahui adalah TON, adegan klasik daaahhhh hehehehe) dan dompetnya terjatuh. Sehingga mereka diturunkan ditengah jalan oleh petugas di BIS karena mereka tidak bisa menunjukkan karcis. (Karcisnya di dalam dompet Dew yang jatuh....ckckckckc how poor T.T). Ked ngomel2 sepajang jalan karena mereka harus berjalan tak tentu sampai kapan. Secara tuh jalan sepi sangad. Maklum di daerah pedesaan. Hingga ada sebuah mobil yang melintasi mereka, awalnya tuh mobil cuek aja. Tapi trus balik lagi. Dan munculah seorang pria dari dalam mobil sambil berkata "Apakah ini dompet anda, nona?!". Akhirnya mereka kembali ke terminal dan menjelaskan permasalahan mereka kepada petugas yang berjaga di PO. Namun, petugas itu berkata tidak ada BIS yang menuju ke Bangkok lagi. Mereka harus menunggu besok. Mengetahui hal ini sang teman makin cemberut hahahaha Dan ternyata pemuda yang menemukan dompet Dew adalah TON. Seorang peneliti tumbuhan. Dan Ton menawarkan Dew dan temannya untuk mampir ke tempat kerjanya. Dari pada mereka bosan menunggu bis. Kemudian mereka saling berkelalan, dan Dew melihat hiasan kaktus yang dilihatnya di terminal. Ternyata itu adalah buatan Ton dan teman-teman.

Pipi pipip...alarm berbunyi. Waktunya bangun dan berangkat kerja. Ternyata Dew dan Ked sudah kembali ke Bangkok dan sibuk dengan pekerjaan mereka. Saat sedang bekerja, Ked berkata bahwa dia ada kencan buta, dan meminta Dew menemaninya. Awalnya Dew tak berminat, namun akhirnya luluh juga dengan rayuan maut Ked. Sampai di pub, ternyata teman kencannya tidak datang. Sehingga mereka hanya minum-minum sampai mabuk. Dilain tempat, Ton dan teman-teman juga sedang minum-minum ditemani dengan dinginnya angin pedesaan. Tiba-tiba Ton teringat Dew dan memandang bintang yang bertebaran dilangit.

Ngik nguk....bunyi suara handphone Dew, "Halo, siapa ini?" tanya Dew. "Bagaimana kabarnya?" mendengar suara diseberang sana, hati Dew berbunga-bunga.....ternyata Ton. Malam itu mereka berbincang lewat telepon hingga pagi. Sejak saat itu mereka sering bertelepon ria. Kapanpun, dimanapun dan disaat apapun hehehehe Sampai2 waktu Ton kehabisan koin, dia minta temannya hahahaha Begitulah ketika cinta menyapa. Semua terasa indah.....

mo berangkat kerja aja masih sempet teleponan



Nyiapin makanan juga masih teleponan...omooooo....



en tak terasa mereka telepon-an ampe ganti bulan



Ton nelepon lama banged ampe yang ngantri dibelakangnya puanjang hahahaha



Temen-temen Ton menggoda Ton




Ke gap waktu teleponan ma Khun Ton




Suatu hari Dew dan temannya sedang membeli kopi, Dew gelisah karena Ton tidak menelpon sudah beberapa lama. Ked meminta Dew menemaninnya untuk kencan buta lagi (ne mbak nggak kapok2 hahahaha senenganya kok kopi darat hehehehe) namun Dew menolaknya. Karena Dew ingin di hari valentine ini dia bisa bersama dengan Ton, setidaknya lewat telepon. Akhirnya Ked pergi sendiri. Dan telepon yang ditunggu-tunggu dew datang juga. Dan ternyata Ton sudah berada di depan apartemen Dew. Dan mereka berbincang di taman depan apartemen Dew. Begitulah ketika cinta sudah menggebu hehehe Disini adegan romantis banged dah. Mana si Ton en Dew nya malu-malu kucing lagi. Dan waktu berpisah pun tiba, Ton harus pulang. Sebelum meninggalkan Dew, Ton memberikan bunga mawar kepada Dew. (bunganya ampe lecek gag beraturan tuh hahahaha)

Ton memberikan bunga pada Dew, aampe lecek tuh bunga =,-;



Pagi, jam 7.30 seperti biasa. Dew melempar guling untuk membangunkan Ked. Namun Dew terkejut karena ranjang disampingnya kosong dan tetap rapi tak berbekas.

Dew bingung, kenapa Ked tidak pulang? juga tidak mengirim kabar



Dew bingung, kenapa Ked tidak menghubunginya. Nomor telepon Ked juga tidak aktif. Ketika Dew sedang berada di kantor, datanglah dua orang polisi yang memberitahukan bahwa temannya yang bernama Ked sekarang berada di RS dan sudah tak bernyawa lagi. Ked meninggal sebagai korban penganiayaan, dengan kepala hancur terkena benda keras. Dew syok mengetahui hal ini. Dew mendengarkan rekaman suara Ked di handphonennya. Dew bingung tak tahu apa yang ahrus dilakukan. Kemudian Dew membanting handphone nya dan menangis tertahan.

Dew berada di Bis dalam perjalanan ke Chiang Mai. Dew merasa ingin bertemu dengan Ton. Dew sampai dirumah peninggalan neneknya. Disana dia menemukan kuteks milik Ked yang tertinggal ketika mereka ketakutan mendengar suara tokek. Dew tak percaya semua ini terjadi padanya. Dew menangis di pelukan Ton.

Pagi hari yang sejuk seperti biasa, Ton mendatangi rumah nenek Dew dan memanggil Dew "Khun Dew, Khun Dew." teriak Ton memanggilnya. Ton mencari ke dapur dan ternyata Dew keluar dari kamar...tapi belum sempat berbicara banyak Dew langsung terjatuh. Ternyata Dew demam. Kemudian Ton membuatkan bubur untuk Dew dan menyuapinya (uwaaaaa....so romantis). Ton menyuapi Dew dengan sabar. Ketika malam tiba Ton berpamitan kepada Dew. Ketika hendak beranjak pergi, Dew menahannya. Dew minta Ton bisa menemaninya samapai Dew tertidur. Mereka berbincang lagi. Mengenai banyak hal. Sampai akhirnya Dew tertidu (nggak sopan khun dew ne bu2 ga bilang2 hahaha kasian Khun Ton nya) kemudian Ton menutup kelambu dan beranjak keluar kamar dan pergi.

Burung berkicau di pagi hari. Dewe merasa tubuhnya sudah segar. Dew mendengar bunyi sesuatu di dapur. Ternyata Dew menemukan Ton sedang mencucikan bajunya (omoooo....apa yang dilakukan KhunTon...so shy laaa...>,<;) Dew melarang Ton untuk mencucikan bajunya, namun Ton bersikeras. Saat itulah bertambah rasa kagum di hati Dew kepada Ton.

Dew ikut Ton mencangkok pohon yang berada diatas bukit, disanalah Ton melamar Dew. Kemudian mereka bergotong royong membenahi rumah nenek Dew. Dew bertugas untuk mengecat. (hebat juga ne mbak Dew bisa ngecat juga) Kemudian Dew menghidupkan jam dinding antik yang tidak menggunakan batu. Dew memindahkan barang-barangnya ke rumah ini. Mereka membuka tempat belajar. Dan saat pesta pembukaan berlangsung, Ton memegang tangan Dew dengan mesra.

hedew....romantisnya...



Hari pernikahan mereka tiba. Ton dan Dew mengenakan gaun putih-putih. Pesta pernikahan mereka samapi malam. Banyak pesan-pesan pernikahan yang disampaikan tetua di kampung itu. Sungguh Ton dan Dew adalah pasangan yang bahagia. (jadi iri hehehehe). Ton memandang wajah Dew lekat-lekat.

Ton dan Dew membuat rekaman pada telepon rumah mereka. Diantara tetangga mereka, rumah Ton dan Dew memiliki peralata elektronik yang lengkap. Seperti mesin cuci. Anak-anak di kampung mereka terkejut melihat benda asing itu. Ton sedang memasang kotak pos pada pagar rumah mereka. Kemudian mereka memetik sayuran di kebun mereka (enaknya punya suami orang pertanian hehehehe). Hari demi hari berjalan dengan suasana pink yang menyenangkan.

Dew menelepon Ton bahwa dia mengirim e-mail kepada Ton dan minta dibuka secepatnya.

Sore hari hujan turun dengan lebatnya, Dew berlari mengangkat jemuran. Kemudian Ton datang dari kerja dan membantu Dew mengangkat jemuran (uh, romantis nian seeee...). Mereka mengeringkan diri dan berpelukan didepan pintu rumah smabil memandangi hujan yang turun dengan lebatnya.

Saatnya Dew kembali lagi Bangkok. Ton mengantarkan Dew ke terminal. Sampai dikantor Dew dan Ton berkirim-kirim email. Namun tiba-tiba listrik di tempat kerja Ton mati. Ketika listrik hidup, komputer digunakan teman Ton. Dan Dew datang dari Bangkok. Sampai dirumah Dew mengeluh badan terutama kakinya pegal sekali. Tiba-tiba Ton datang dari arah dapur dan membawa baskom berisi air hangat dan lap. Kemudian Ton me-lap kaku Dew. (Uh...suami yang sangat pengertian). Siang harinya Ton sedang memperbaiki mesin
Ton mencari alat semacam kunci. Kemudian Ton masuk kedalam gudang dan mencari apa yang dibutuhkan. Ketika sedang membongkar barang-barang digudang, Ton menemukan sepucuk surat. Surat yang sudah tersimpan lama sekali. Ternyata itu adalah surat Cinta milik nenek Dew. Dan kemudian Ton membacakan surat itu untuk Dew. Mereka terhanyut mendengar isi surat yang Ton temukan digudang. (ga tau isi suratnya apa, coz tetep belon paham ma bahasa Thai hukz...(>,<)> ). Mereka bergandengan tangan. Merasakan keindahan cinta mereka hehehehe (serasa nonton pelem jaman dulu yang tanpa teks itu loh hahahaha).

Pagi hari di perkebunan tempat Ton bekerja. Pagi ini seperti biasa Ton memeriksa tanaman mereka. Saat berdiri dari memeriksa tanaman dengan berjongkok, Ton kemudian berdiri untuk melanjutkan pekerjaannya namun tiba-tiba pandangan Ton berkunang-kunang kemudian Ton terjatuh ke tanah. Semua orang terkejut melihatnya.

Dew melihat jam dan khawatir kenapa Ton belum pulang juga



Dirumah Dew khawatir karena sudah pukul 6.00 malam Ton belum kembali. Dew benar-benar sangat khawatir. Maka Dew menelepon ke kantor Ton. Namun tidak ada jawaban. (jelas aja, mereka pada ke RS). Sampai malam Dew menunggu Ton untuk pulang, namun belum kembali juga. Akhirnya Dew makan malam dengan mi cup sendirian (masak dund mba hehehehe kayak PiChan jaman masih ngekos dulu wehehehehe). Kemudian tiba-tiba mati listrik. Dew pun menyalakan lilin. Dew benar-benar khawatir. Kemudian, Ton membuka pintu. Akhirnya pulang juga. Dew dan Ton berbaring di ranjang dan mengobrol (lok menurut PiChan se mereka ngurul masalah, kenapa Ton ga kasih kabar ke Dew, dan dari mana saja si Ton gt hehehehe).

Pagi hari, Ton pergi kerumah sakit untuk mengetahui hasil pemeriksaan kemarin. Ketika akan masuk ke dalam mobil, kunci yang dipegang Ton terjatuh. (sepertinya Ton depresi berat mendengar hasil pemeriksaan dirinya hukz... =,=; ). Ton memandang pemandangan dari bukit tempat pohon keramat. Ketika pulang kerumah, Ton ingin memberitahukan hal ini kepada Dew, namun Ton tega untuk mengatakannya. Akhirnya Ton mengurungkan niat engatakan tentang penyakitnya (uuuhhh...jadi inget babeQ, sifatnya kayak se Ton ne. BAbe gag bilang lok babe dah ga kuat lagi dengan penyakitnya, babe selalu tersenyum....hukz...)

Dew sedang mengerjakan program. Terlihat Ton sedang tertidur di kursi ruang depan. Dew merasa heran melihat Ton tertidur di kursi dan tidak mendengar telepon berdering. Ketika Dew selesai menerima telepon, Ton terbangun. Dew bertanya mau pergi kemana? Ton menjawab ingin pergi menuju kamar mandi. Tiba-tiba terdengar bunyi GUBRAK. Dew terkejut dan bertanya, Ton, apa yang terjadi. Namun Ton menjawab, tidak apa-apa (uh...ne suami kok pinter nyembunyikan perasaan seh.... :(( )

Ton jadi ngantuk-an



Siang yang cerah.....hamparan tanaman perkebunan yang hijau bener-bener membuat mata sejuk. "Khun, Khun Dew" salah seorang teman sekantor Ton memanggil namannya dari luar. Munculah Dew dari jendela dan menanyakan 'ada apa'. Sang teman mengatakan, dia melihat Ton tertidur di pohon keramat. Dan dia mengajak Dew untuk membangunkannya. Dew membangunkan Ton dengan lembut, dan menannyakan ada apa? kenapa tidur disini? Dew mengajak Ton untuk beranjak pergi. Teman Ton memandang kepergian mereka dengan pandangan sayu.

Hujan turun dengan derasnya, Dew membereskan jendela dan menutupnya. Dan memeriksa apakah ada yang belum ditutup. Dew meminta Ton untuk mengangkat jemuran. Namun, Ton tidak kembali juga. Maka Dew menengok Ton dari balkon rumah panggung mereka. Namun apa yang dilihat Dew sunggu diluar dugaan. Disana Dew melihat Ton terbaring dibawah hujan dan jemuran. Pecahlah sudah teriakan Dew melihat sang suami terkapar di tanah yang becek.

Ton terkapar saat mengambil jemuran yang kehujanan



Dew sedang mendengarkan hasil pemeriksaan dari dokter. Ketika Dew mengetahui kebenaran dari kondisi sang suami, Dew tidak bisa berpikir apapun. Dew termenung sambil menundukkan wajah di rumah sakit. Ton termenung memandang kedatangan sang istri yang terlihat sangat lemas. Dew berusaha tegar dihadapan suaminya, namn tidak bisa. Dew menangis dipelukan suaminya. Ton menenangkan Dew. Namun tangis Dew tak berhenti.

Ton kembali dari rumah sakit. Saat itu kepala Ton sudah dibalut. Rambut Ton sudah mulai rontok. Dew dengans abar menunggui Ton di kamar. Mereka saling berpegangan tangan. Wajah Ton sudah terlihat sayu sekali. Tiap pagi mereka menelusuri jalan di kampung. Ketika mengantar sang suami jalan-jalan, tak terasa air mata Dew terjatuh dengan derasnya. Hal itu tidak bisa dihindari walaupun Dew selalu menahannya. Suatu hari teman sekerja Ton memberikan obat tradisional kepada Dew untuk Ton. Mereka berkunjung untuk menghibur Ton. Suatu malam Dew menelepon seseorang.

Disuatu pagi, Ton memandang sang istri yang sedang menjemur baju. Merka saling melempar senyum..... Pada malam harinya, kepala Ton mulai terasa sakit. Ton sampai berguling-guling di ranjang. Dew yang melihatnya sangat panik. Dew menenangkan sang suami. Mereka menangis bersama.

Suatu hari Dew sedang menyetrika pakaian, telepon berdering. Dew mengangkatnya. Ternyata itu adalah telepon dari kantor yang meminta Dew untuk kembali bekerja. Dew sudah memberitahukan alasan Dew belum bisa kembali ke bangkok. Sampai mereka bersitegang. Setelafh menerima telepon Dew menangis tertahan. Dan Ton melihatnya. MAlam harinya, Dew termenung sendiri di balkon rumah mereka, Ton mendekatinya. Dew terkejut melihatnya. Kemudian Dew memapah Ton untuk duduk di kursi balkon. Mereka duduk bersebelahan, kemudian kaki Dew ditarik ke pangkuan Ton. Ton mengatakan supaya Dew menyelesaikan urusannya dahulu, dan jangan memikirkan on saja. Dew terkejut mendengarnya. Ton banyak memberikan pandangan-pandangan hidup kepada Dew. Mereka berpelukan beberapa lama dan saling menatap. Akhirnya Dew menangis lagi.

Keesokan harinya, Ton dibantu oleh teman-temanya menghantarkan Dew ke terminal bus untuk pergi menuju Bangkok. Dalam keadaan yang kepayahan, Ton tetap setia dengan istrinya. Flashback dengan masa lalu ketika Ton sangat memanjakan Dew. Namun skarang?!

Bus berhenti sementara di pom bensin, disana Dew menyempatkan diri menelepon Ton. (kayakna sedih sangad. Tapi PiChan gag ngerti ne mba ngumung apa...hukz...=o=; ) dan setelah menelepon Dew menangis tersedu. Dirumah, Ton meminta temannya untuk emngantarkan ke pohon keramat.

Di bangkok, Dew sangat sibuk mengganti waktunya yang telah lewat. Selain coding, Dew juga harus ikut rapat dan mengganti katinggalannya. Malam harinya Dew menelepon Ton. Setelah selesai mendapat telepon dari Dew, tiba-tiba Ton muntah. Dan teman Ton terkejut mendengarnya.

Dew pulang ke kampung san dijemput sang suami. Dew terkejut, Dew sangat khawatir. Lebih baik sang suami beristirahat saja dirumah. Namun Ton berkata 'tak apa'. Sampai rumah, malam harinya Dew menyiram bungi yang berada di balkon. Daunnya sudah mulai layu. Dew menemukan sang suami tertidur. Dew pun menggenggam tangan Ton. Maka Ton terbangun dan mereka bercakap-cakap sebentar, kemudian Ton berharap Dew sudi membacakan surat cinta milik nenek Dew yang ditemukan Ton di gudang. Dew masuk ke kamar dan mengambil surat itu. Kemudian membacakannya. Ton mendengarkan dengan seksama sambil tangannya menyentuh Dew. Lama kelamaan, tangan Ton terlepas...terkulai..... Dew tetap membacakan surat itu sampai terakhir..... ( so saaaaaaddd.... >,< ), namun air mata Dew tak tertahankan lagi....Dew membaca surat itu sambil menangis disamping mendiang sang suami.




------------



Mana pencahayaannya temaram dan lagu-lagunya melow banged. Dew menangis tiada henti. Setelah kremasi, abu jasad Ton ditaburkan di Pohon keramat, sesuai dengan wasiat Ton.

Setelah kepergian Ton, Dew seperti tak memiliki harapan untuk hidup. Dew, meletakkan cicin pernikahan mereka yang di pakai Ton dan memandang album poto pernikahan mereka lekat-lekat. Kemudian menghentikan laju jam dinding yang menandakan Dew serasa sudah mati juga bersama sang suami. Benar-benar kelam. Tanaman mereka pun menjadi kering tak terawat.

Suatu hari, teman-teman Ton memanggil Dew. Mereka curiga karena tidak ada jawaban. Akhirnya mereka merangsek masuk ke dalam rumah. Ternyata Dew tidak ada dirumah, namun obat yang pernah diberikan teman Ton tergeletak di lantai dan isinya habis. Padahal waktu itu masih ada isinya. Mereka pun berlari keluar menari Dew dan menemukan Dew berada di dekat pohon keramat tergeletak lemas. Dan mereka membawa Dew ke rumah sakit.

Samar terlihat ada bayangan Ton. Semakin jelas....berdiri didepanku, pikir Dew. Dan Dew tersenyum, namun ternyata yang ada disekelilingnya adalah teman-teman Ton dan kerabat Dew.

Sekeluarnya dari rumah sakit, kerabat Dew menjemput Dew untuk pindah dari rumah yang penuh kenangan bersama Ton. Ini diharapkan bisa meringankan derita Dew. Namun saat hendak meninggalkan rumah, Dew melihat ada surat di kotak surat rumahnya. Maka Dew meminta kerabatnya untuk mengambilnya. Sepanjang perjalanan dew tidak menyentuh surat itu. Namun akhirnya Dew membukanya. Dew terkejut karena mengenali tulisannya. Dew menangis sekeras-kerasnya sambil menahan dadanya. Flashback, Dew jadi teringat semua kenangan bersama Ton. Akhirnya Dew meminta kerabatnya untuk menghantarkannya kembali ke rumahnya bersama Ton.

1. Dew melihat rumah yang akan ditinggalkan
2 & 3. Dew menangis dimobil ketika membaca surat dari sang suami
4. Dew mual dan muntah ketika masak...hamil?!




Kemudian setiap hari Dew menerima surat dari Ton. Pernah suatu ketika Dew datang ke kantor pos untuk menanyakan alamat pengirim surat misterius yang mengatas namakan Ton, namun pihak pos tidak tahu. Kemudian Dew menanyakan kepada teman-teman Ton, namun meeka pun sama tidak tahunya dengan pegawai Pos. Surat dari Ton membuat hidup Dew menjadi cerah lagi, menjadi bersemangat lagi. Dew membaca surat sambil membayangkan sang suami, mengingat kenangan masa lalu. Di surat itu, Ton menceritakan semua yang Ton rasakan selama menjadi suami Dew. Kemudian Dew teringat mereka memasak sayuran yang ditanam sendiri, mala Dew pun mulai memasak. Namun tiba-tiba Dew merasa mual. Dan Dew pun muntah...Dew terpaku...apakah...aku....

Dew membuka jendela rumahnya kemudian menghidupkan kembali jam dinding rumahnya. Dew merasakan kehidupan kembali menghampirinya. Mengangkat jemuran bajunya. Dan membaca Surat kiriman suaminya. Kemudian Dew sering datang ke pohon keramat.

1. Dew membuka jendela rumahnya
2 Dew memasang kembali jam dinding
3. Dew mengangkat jemurannya
4. Dew membaca surat dari sang suami sebagai penyemangat hidup



Suatu ketika Dew ke toko dan melihat pernak pernik peralatan bayi. Kemudian Dew melihat bapak penjual kartu yang Dew beli ketika datang ke Chiang Mai waktu neneknya meninggal. Seperti ada feeling untuk membeitahukannya bertanya kepada bapak penjual itu. Maka datanglah Dew ke toko itu dan bertanya-tanya. Kemudian bapak penjual itu memberikan sesuatu bingkisan untuk Dew. Sampai di rumah, Dew membuka bingkisan itu yang ternyata sebuah kaset dan memutarnya. Itu adalah video pernikahan mereka, video disaat mereka menyanyikan sebuah lagu. Namun ditengah pemutaran video itu ada video suaminya yang dalam keadaan sakit,ditengah video itu, Ton menangis ketika mendengar pesan telepon Dew yang pergi ke Bangkok untuk pekerjaannya. (itu looohhh...yang Dew nelepon dari pom bensin). Sedih banget ya...huhuhuhu Ton nya juga nangis seh. ckckckckc.... Gag tau se si Ton ngumung apa.....Pokokna Dew nangis ampe megang-megang tipi tuh :(

Suasana cerah....Dew mengunjungi pohon keramat sambil membawa bunga. Tiba-tiba dari arah belakang ada suara "Mama..." Seorang anak laki-laki berlari ke arahnya......Kemudian dia memeluk pohon yang dibayangkan sebagai ayahnya.....

Dew memandangi langit dan Pohon keramat



Ahh, akhirnya kelar juga rekap neh pelem hehehehehe walo tanpa teks menemani, tetep jalan teros dah hahahaha

Credit to:
Khun Fin (ขอบ คุณ khun, for all Thai Movie :P Good suggestion),
Mbah Gooogle.com as usually,
Om Wikipedia.org,
And own experience to watch it hahahahaha

1 Komentar:

Pichan mengatakan...

Seandainya ada teks bahasa Indonesianya, mesti air mata tak kan berhenti mengalir huks.....=,=;

Posting Komentar

"Open Mind and Share everything in Ur Mind without SARA"