ぴちゃん かわいい Blog: Orange Kiss
free counters

Menu Bar

Orange Kiss

Sabtu, 28 Agustus 2010


Pernah denger ato baca manga yang satu ini?! Sebuah manga bergenre Shoujo karya mangaka Usami Maki. Manga ini di adaptasi dari judul yang sama. One shot 1 tankouban (1 buku) yang berisi 3 judul dengan tambahan halaman ekstra untuk cerita pertama. Di negara asalnya, manga ini diterbitkan oleh Flower Comic sedangkan lok di Indonesia, diterbitkan oleh M & C. Oke, PiChan akan bahas manga ini dengan lengkap. Let's cekidot...


1st Story : ORANGE KISS
Tags : Aka Kijima, Shimizu


Aku melakukan ciuman pertamaku....dalam perjalanan pulang ketika mentari terbenam. Kemudian mata kami berpandangan untuk beberapa saat....pip pip pip pip...
Hm?! Bunyi alarm?! Ternyata mimpi...itulah mimpi yang kulihat. Kumatikan jam alaramku. "Mimpi yang Indah...." hatiku berbunga-bunga mengingatnya. Rambut pria yang berciuman denganku berambut oranye, bagaikan mentari senja. Kira-kira dia itu siapa ya? Aaaaahhhh....tiba-tiba aku teringat dengan seseorang...Shi...shimizu?!

Ketika akan masuk ke dalam kelas, aku melihat Shimizu sedang bercakap-cakap dengan teman-teman sekelasku. Aku tak berani masuk ke dalam kelas. Mimpiku masih teringat jelas. Aku hanya bisa mengintip kedalam kelas. "Ah, Pagi....Aka, kamu sedang apa? Kamu telat" seorang teman wanitaku menyambutku dai dalam kelas." He?" Aku bingung dengan tegurannya. "Aka, minggu ini kan giliranmu piket." lanjut temanku. "Ah, aku lupa" jawabku merasa bersalah. Tiba-tiba ada buku harian kelas muncul didepan wajahku. Ternyata Shimizu yang menyodorkan buku itu. DEG dadaku berdebar tiba-tiba. "Ah, tenyata Shimizu juga." Kata temanku lega melihat teman piket-ku ternyata Shimizu. "Kijima cukup mengisi buku harian ini. Selebihnya biar aku yang mengerjakan. Ya?!" Shimizu menerangkan tugasku. Kemudian kusambar buku harian itu dengan cueknya. Aku tak menyadari Shimizu terkejut dengan sikapku yang cuek terhadapnya. Kemudian Shimizu pergi meninggalkan kami. "Shimizu baik ya sampai-sampai bilang begitu." temanku memuji Shimizu. "Kamu salah." jawabku segera. "Eh?" temanku terkejut. "Ya, begitulah" lanjutku. Mungkin...Shimizu tak ingin kerja denganku. Soalnya dia tak pernah bicara padaku selain tugas. Entah kenapa, tampaknya dia membenciku. Kalau memang maunya begitu, aku tinggal bersikap cuek padanya. Aku tak suka sikapnya. Tapi, kenapa aku mimpi begitu ya? Anehnya, mimpi itu jelas sekali. Warnanya saja aku ingat dengan jelas. Sentuhannya juga....Sen...tuhan....Hyaaaaa.....Gawat!! Apa aku ini lagi frustasi?! Ini gawat. Pasti begitu. Soalnya aku memang belum punya pacar!

"Eh, jalan bareng cowok-cowok? Boleh saja sih....Tapi kan selama ini kamu nggak pernah datang kalau diajak. Yakin kamu mau datang?" temanku meyakinkan diri. Aku pun mengangguk dengan mantap. "Hm....kalau begitu, ayo kita susun rencana. Gimana kalau ngajak cowok-cowok universitas Keidai?!" kata temanku selaku Event Organizer acara Goukon kali ini hehehehe "Ah, aku ikut" kata temanku yang lain. "Aku juga" temanku yang lain lagi setuju. Kalau punya pacar, aku pasti nggak akan bermimpi seaneh itu. Sama Shimizu lagi.

Lho, kelas nggak dikunci. Ah, katanya Shimizu akan mengerjakan selebihnya.Hm...kulihat Shimizu tertidur di mejanya. Hm...ternyata Shimizu ada disini. Aku terpaku didepan meja Shimizu beberapa saat. Aku bingung. Apa yang harus aku lakukan? Biar ah, nanti juga dia akan bangun sendiri. Aku bimbang. Dia kena sinar matahari.... Apa nggak kepanasan ya? Kalau begitu tirainya kututp saja. Pikirku sambil menggeser tirai penutup jendela. Warna oranye.....kupandang Shimizu untuk yang kesekian kali, sama seperti yang kulihat didalam mimpi. Aku terbayang lagi dengan mimpiku waktu itu. Tak terasa tanganku tiba-tiba sudah dekat sekali dengan kepala Shimizu. Apa yang kulakukan?! "Eng..." Shimizu tiba-tiba terbangun. DEG dadaku berdetak tak beraturan. Aku terpaku dengan tangan yang mengawang di udara. "Eh..." Shimzu yang bangun tidur terkejut melihatku....terlebih aku...A...aku malu.....AKu pun berlari meninggalkan Shimizu yang bengong melihat kepergianku. Aku terduduk lemas ditangga sekolah. Apa yang barusan ku lakukan? Aku sendiri sulit mempercayai tindakanku. Ada apa denganku?!

Saat istirahat ini aku dan temanku ngobrol seperti biasa dikelas sambil makan keripik. Aku yang bertugas untuk membukanya. Kulihat Shimizu sedang berbincang dengan teman-teman yang lain. Masak aku mencampur adukkan mimpi dan kenyataan. Aku pasti sedang mengigau, pikirku. Kok dia tenang-tenang saja sih, pikirku sambil melirik ke arah Shimizu. JRENG....mata kami bertemu. Te..tenang..Ugh.....Tiba-tiba PLUK PLUK...keripik yang sedang kubuka isinya tumpah semua kelantai "Aka! keripiknya tumpah!" seru teman-temanku. "Hahaha kamu ini ngapain sih Kijima?" Teman-temanku yang lain menertawakanku. Namun ekspresi Shimizu biasa saja. Aku baru tersadar...."Uwaaa....! ayo pungut!" seruku. "Kalau dibiarkan, nanti wali kelas kita bisa ngomel." Seru temanku lagi. Tiba-tiba ada sapu disampingkut. Ternyata Shimizu. "Ah, maaf, biar aku saja" sergahku cepat. "Nggak apa. Aku kan piket" jawab Shimizu cepat. "Ah,Tapi kan, aku juga sedang piket. Lagi pula aku yang menumpahkan" belaku lagi. Shimizu tetap diam dan meninggalkan kelas menuju tong sampah yang letaknya diluar kelas. "Ng...maaf. Makasih ya Shimizu." kataku kepada Shimizu. Shimizu tetap tak bergeming. Tiba-tiba "Hei, kamu mau bilang sesuatu padaku?", suara Shimizu mengagetkanku. "Eh, Nggak. Nggak juga" jawabku gugup. "Kalau begitu jangan pandangi aku terus" lanjut Shimizu. GLEK..."A...aku nggak memandangi kamu, kok" belaku dengan perasaan malu. "Oh, gitu." Shimizu berkata singkat sambil melangkah meninggalkanku dengan perasaan sedikit gondok. "Ah, sepertinya kamu membenciku, ya?" kataku tiba-tiba yang membuat Shimizu terkejut. "Haah?" "Kamu selalu cuek padaku" lanjutku "Hah? Bukanya kamu yang begitu" jawab Shimizu "Itu karena kamu begitu duluan" jawabku lagi "Apa? Kupikir karena kamu yang duluan" Shimizu terkejut "?!" kami berdua lalu terdiam.....jangan-jangan kami berdua saling salah paham...? "Aku..nggak membencimu kok" tiba-tiba Shimizu berkata memecah keheningan diantara kami. Apa? ternyata dia tidak membenciku..."Begitu ya." jawabku sambil tersenyum penuh keharuan, aku tak menyadari sikapku membuat Shimizu memandangku lekat-lekat. Kemudian Shimizu mengulurkan tangannya, "Ayo salaman, sebagai tanda kalau kita baikan". Tangan kami pun bersalaman. Saat itu...dalam sekejap aku paham. Bahwa sebenarnya...aku ingin lebih kenal dengan Shimizu. Dan ingin disentuh olehnya. Seperti ini....

Hari mulai gelap, aku harus cepat pulang kerumah, sungguh hari ini sekolah terasa lama sekali...."Kijima" suara Shimizu. "Loh? Kok Shimizu ada disini?" aku terkejut melihatnya. "Hari ini aku mau mampir kesuatu tempat" jelas Shimizu. "Oh,gitu ya?" "Begitulah" jawab Shimizu. Tiba-tiba aku punya pikiran untuk mengajaknya untuk pulang bareng. "Ah, ng....""Kijima, gimana kalau kita lewat tepi sungai? Kayaknya angin sungai sejuk, deh" tiba-tiba Shimizu memotong kata-kataku. aku terkejut mendengarnya.

"Waah segarnya" ucap Shimizu ketika kami tiba di tepi-an sungai. Jangan-jangan Shimizu mempunyai keinginan yang sama dengan diriku. Tiba-tiba Shimizu menoleh ke arahku sambil tersenyum manis. DEG...jantungkku berdetak tak beraturan lagi.
"Oh ya, dalam sejarah pelajaran sastra klasik yang terakhir ini, disebutkan kalau interpretasi orang jaman dulu tentang 'mimpi' lain dengan jaman sekarang ya?" kataku. "Lain?" ucap Shimizu. "Iya lain. Menurut sebuah puisi." lanjutku. "Ng...Iya" jawab Shimizu. "Ternyata kamu nggak ingat intinya ya?" tanyaku. "Konon kalau seseorang muncul dalam mimpi kita, itu karena dia memikirkan kita. Dan karena pikirannya begitu kuat, sampai muncul dalam mimpi kita." lanjutku. "Sepertinya, kamu menginterpretasikan semaumu sendiri, ya. Bukannya terbalik? Mungkin orang itu muncul di dalam mimpi kita karena kita menyukai orang itu" sanggah Shimizu. "Iya, aku sependapat" jawabku. "Ngomong-ngomong, dalam mimpiku aku melihat Shimizu." DEG....aku sudah mengatakannya. "Mimpinya seperti apa tuh?" tanya Shimizu. "Eh, ng...itu...anu..." aku terkejut dengan pertanyaan Shimizu. "Jadi kamu nggak bisa bilang? Mimpi jorok ya?" ejek Shimizu. "Bu...bukan mimpi jorok (mungkin hahahaha, masak kayak gt jorok?! yg ciuman itu)!" elakku. "Jangan memanfaatkan aku untuk hal macam gitu, dong" lanjut Shimizu semakin memojokkanku. "Enak aja, siapa yang memanfaatkanmu?!" teriakku. "HAHAHAHA...kamu ini sangat menarik, HAHAHAH merah deh" kata Shimizu lagi. Oranye...."Ternyata langit senja memang begini ya" kataku tiba-tiba. "Eh?! Jadi itu mimpimu?" tanya Shimizu. "Ya, lalu...kita..ber...ciuman..." jawabku sambil tertunduk malu....heh, dia pasti syok....setelah berpikir begitu kemudian kupandang wajah Shimizu. Tiba-tiba....CHUU.....Shimizu mencium bibirku....WHAT?! "Ah, kalau begitu dagh....sampai besok" ucap Shimizu tiba-tiba memecah keheningan diantara kami. Aku masih terpaku dengan kejadian yang sangat tiba-tiba dan mengagetkanku ini. Mimpiku.....jadi kenyataan....

Aku berangkat sekolah hari ini dengan perasaan yang masih bergejolak karena kejadian kemarin. Mimpi kemarin...benar-benar menjadi kenyataan. Hal itu membuatku tidak bisa tidur. Mimpi dan kenyataan memang lain rasanya..."Ah, pagi." ucapku ketika akan masuk ke dalam kelas. Ah, Shimizu...wah gimana ini? aku harus bersikap gimana? malu rasanya.... Tapi, ternyata Shimizu tidak merespon kata-kataku. Tanpa berkata-kata Shimizu berbalik meninggalkanku. Eh?! Kenapa? "Aka! Selamat pagi Aka. Ada kabar baik. Cowok Universitas Kaidai ingin bertemu setelah melihat fotomu." Jawab temanku yang EO Goukon. "Kita mau jalan bareng, kan" kata temanku yang lain. "Nih fotonya" kata temanku yang lain. "Wah...Aka~ keren loh." "Hah? Dimana kerennya? Kalian mau menggaet cowok lagi, ya?" teman pria di kelas kami bertanya. "Habis kalau menunggu tidak akan datang" bela cewek kelasku. "Disini juga kan ada cowok keren" kata anak cowok dikelasku. "Mana?" kata teman cewekku. Ah, apa Shimizu tau hal ini...? sehingga dia bersikap cuek padaku? "Maaf, sepertinya aku.." belum selesai aku berucap, teman EO Goukon sudah memotongnya "APA? MAU BILANG NGGAK JADI IKUT YA? KALI INI KAMU HARUS IKUT! KARENA AKU SUDAH JANJI AKAN MENGAJAKMU. KALAU AKA TIDAK DATANG, BISA-BISA RENCANA KITA GAGAL TOTAL! KAMI NGGAK AKAN MEMBIARKANNYA! BUKANNYA AKA YANG MINTA KARENA SEDANG CARI PACAR?" serang teman-teman EO Goukon....Dan...Shimizu mendengarnya....Kemudian Shimizu pergi meninggalkan kelas. "Ah, Shi...Shimizu..tunggu...Shimizu!" aku berlari mengikutinya keluar kelas. "A...aku nggaka kan ikut kok...aku nggak sangka akan begini jadinya...tapi aku sudah menolak kok" terangku. "itu kan hakmu, lakukan saja semaumu. Itu bukan urusanmu" jawab Shimizu membelakangiku dan tak menoleh ke arahku. Aku terkejut mendengarnya. "Jadi...jadi kenapa kamu menciumku?" tanyaku. "Aku sendiri nggak tau" jawab Shimizu singkat. "Maksudmu..apa? Sulit kupercaya" kataku. Kenapa? Kenapa kami tak bisa bersatu? Hubungan kamu semakin memburuk. "Oh, ya sudah. Bagaimanapun..itu toh cuma mimpi!" jawabku. Kemudian aku berlari meninggalkan Shimizu. Setelah sampai dikelas teman-teman menanyakan apa yang terjadi padaku. Sudahlah, itu cuma mimpi. Mimpi yang bisa membuatku sedikit gembira. Setelah melihat foto orang yang akan bertemu denganku, aku tersenyum. Aku tak ingin teman-temanku melihatku sedih.



Malam Goukon. "Kijima....Kijima?" Hah?! Ternyata aku melamun. "Kamu mau minum?" tanya teman Goukonku dari Universitas Keidai itu. "Nggak usah. Aku nggak minum sake." jawabku. "Kalau begitu jus saja, ya" jawabnya. "Thanks" ucapku. "Kamu kecapekan ya?" tanyanya....kemudian kami mengobrol. Tenyata dia baru sekali ini ikut Goukon dan kencan dengan seorang gadis. Dia beralasan karena dia pemalu. Jadi orang seperti inilah orang yang ingin bertemu denganku. Kayaknya sih cowok baik-baik. Dia memang keren. "Lain kali kita jalan-jalan kemana, ya?" ucapnya mengagetkanku "Heh? Aku?" "Iya, kalau nggak mau jalan berdua, ramai-ramai juga oke" jawabnya meyakinkanku. "Maaf, tolong kemarikan remotenya, dong" temanku berteriak. Dan kebetulan remote karaoke berada dimejaku. "Oh, iya" aku dan mahasiswa itu berkata bersamaan. Dan ah, tangan kami sama-sama memegang remote. "Eh, maaf" mahasiswa itu malu. "Nggak papa" jawabku. Teman-teman kami heboh melihat kejadian ini. Entah kenapa, rasanya yang kuinginkan....bukan orang ini...Bukan dia...melainkan... "Kijima...ada apa?" Tanyanya khawatir. BRAK, tiba-tiba pintu terbuka...Shimizu..."Shimizu? ada apa?" tanya teman-temanku. "JANGAN SENTUH DIA" tiba-tiba Shimizu berteriak sambil menarikku kedalam pelukannya. Akku terkejut. Tak kusangka akan ada kejadian seperti ini. Kemudian Shimizu lari sambil menarik tanganku. Teman-temanku berteriak heboh dengan kejadian ini. Aku sungguh merasakannya...Begitu kami bergandengan tangan, sekujur tubuhku merasakan kehangatan Shimizu. Hanya Shimizu yang bisa membuatku merasakan hal ini. "Aaaaahhh...mulai besok aku nggak bisa ke sekolah nih. Malu banget!" Tiba-tiba Shimizu memecah kesunyian. "Dasar bodoh" jawabku. " Mungkin benar...saat memikirkanmu, aku sama sekali nggak bisa memikirkan hal lain." Jawab Shimizu lagi. "Berarti aku juga bodoh" Jawabku lagi. "Gawat, aku benar-benar nggak bisa berpikir jernih." "Ng.... Mungkin kalau bodoh sedikit, nggak masalah" timpalku. HAH?! Shimzu terkejut. "Kalau begitu maafkanlah si bodoh ini" Shimizu berkata sambil merangkul bahuku dan bersiap menciumku. Begitulah, terkadang bimbang karena kami berdua memang bodoh. Tapi, kami harus selalu memastikan perasaan masing-masing. "Baunya enak, tapi rasanya agak masam..." kata Shimizu setelah menciumku. "Oh, aku minum jus" jawabku. "Jus apa?" tanyanya. "ORANGE" jawabku. Ciuman rasa jeruk itu, seolah-olah membangunkanku dari mimpiku.


2nd Story : HAPINNESS WORDS
---menyusul----

3rd Story : LAST TRAIN
---menyusul----

Last Story : ORANGE KISS The Beginning
---menyusul----








Credit to:
Mbah Google as usually,
Mangafox tempatku biasa nongkrong b(>,<)d, MangaAnimea tempat nongkrong juga wkwkwkwwk,
MangaUpdates.com tempat nyari inspirasi,
en all my experience hohoho

0 Komentar:

Posting Komentar

"Open Mind and Share everything in Ur Mind without SARA"